manusia dan penderitaan
http://oebudhi.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-penderitaan.html
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidak
mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus dihadapinya sehingga yang
bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar dari biasanya.
Gejala awal
bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah
Selain itu, ada juga beberapa tahap-tahap gangguan
kejiwaan yaitu :
- Gangguan kejiwaan dapat terlihat dari gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmani maupun rohani
- Usahanya untuk mempertahankan diri dengan cara negatif
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan akan mengalami gangguan
Beberapa penyebab timbulnya kekalutan mental, yaitu :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
- Terjadinya konflik sosial dan budaya
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami
seseorang dapat mendorongnya berperilaku
kearah positif dan negatif.
·
Positif : trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik
sebagai usaha agar tetap maju dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut,
ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah mengalami kejatuhan dalam hidupnya
·
Negatif : trauma yang dialami tetapi terlalu
berlarut-larut sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi atau tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk-bentuk
frustasi antara lain :
1.
Agresi : kemarahan yang berlebihan akibat emosi yang
tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang di sekitarnya
2.
Regresi : kembali pada pola perilaku yang primitif
atau kekanak-kanakan
3.
Fiksasi : peletakan pembatasan pada satu pola yang
sama (tetap) misalnya dengan membisu
4.
Proyeksi : usaha melemparkan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif kepada orang lain
5.
Identifikasi : menyamakan diri dengan seseorang yang
sukses dalam imajinasinya
6.
Narsisme : mencintai diri sendiri dengan cara yang
berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada
orang lain
7.
Autisme : menutup diri secara total dari dunia real,
tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, dan ia merasa puas dengan fantasinya
sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang tidak wajar
Penderitaan kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
Kota – kota besar
- Anak-anak muda
- Wanita
- Orang yang tidak beragama
- Orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
- Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Penderitaan
juga dapat berupa siksaan atau penyiksaan. Asal kata (Bahasa Inggris: torture)
yang digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala sesuatu atau tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai suatu cara introgasi untuk mendapatkan pengakuan. Selain itu, siksaan
juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Siksaan-siksaan yang bersifat Psikis, yaitu :
- Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan mana yang akan mereka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit
- Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri. Faktor ini juga dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
- Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
Sebab-sebab
orang merasa ketakutan :
Ø Claustrophobia
: takut terhadap ruang tertutup
Ø Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
Ø Gamang
: takut berada di tempat ketinggian
Ø Kegelapan
: takut bila berada di tempat gelap
Ø Kesakitan
: takut yang disebabkan rasa sakit
Ø Kegagalan
: takut akan mengalami kegagalan
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Contoh sikap
negatif : penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau
ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya : anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan
sebagainya. Sikap ini dapat diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi
bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, serta tidak memiliki gairah dalam
hidup. Selain itu ada juga sikap positif, contoh sikap positif : sikap optimis
dalam mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan hanya bagian dari
kehidupan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar