Etika Bisnis BAB 7

Teori Relativisme
Secara etimologis, relativisme yang dalam bahasa Inggrisnya relativism, relative berasal dari bahasa latin relativus (berhubungan dengan). Dalam penerapan epistemologisnya, ajaran ini menyatakan bahwa semua kebenaran adalah relatif. Penggagas utama paham ini adalah Protagoras, Pyrrho.
Sedangkan secara terminologis, makna relativisme seperti yang tertera dalam Ensiklopedi Britannica adalah doktrin bahwa ilmu pengetahuan, kebenaran dan moralitas wujud dalam kaitannya dengan budaya, masyarakat maupun konteks sejarah, dan semua hal tersebut tidak bersifat mutlak. Lebih lanjut ensiklopedi ini menjelaskan bahwa dalam paham relativisme apa yang dikatakan benar atau salah; baik atau buruk tidak bersifat mutlak, tapi senantiasa berubah-ubah dan bersifat relatif tergantung pada individu, lingkungan maupun kondisi social.
Aliran-Aliran Relativisme
1.   Relativisme Etika
Relativisme etika merupakan paham atau aliran pemikiran filsafat yang secara tegas menolak pendapat yang mengatakan bahwa norma etika berlaku untuk semua orang di mana saja.
Pengertian lain, Shomali telah memberikan definisi yang cukup mudah dipahami yaitu “Relativisme etika adalah pandangan bahwa tidak ada prinsip etika yang benar secara universal; kebenaran semua prinsip etika bersifat relatif terhadap budaya atau individu tertentu”. Sebagai contoh, membunuh itu bisa benar dan juga bisa salah tergantung apa tujuan orang melakukan pembunuhan.
2.   Relativisme Budaya
Relativisme budaya berbeda dengan relativisme etika. Relativisme etika berbicara tentang pengabaian prinsip dan tidak adanya rasa tangggung jawab dalam pengalaman hidup seseorang. Sebaliknya, relativisme budaya berbicara mengenai pegangan yang teguh pada prinsip, pengembangan prinsip tersebut, dan tanggung jawab penuh dalam kehidupan dan pengalaman seseorang.
3.   Relativisme Agama
Lain halnya dengan relativisme etika dan budaya, inilah ujung dari paham relativisme yang sangat mengkhawatirkan, yaitu relativisme agama. Paham ini mengajarkan ketidakyakinan atau keraguan umat beragama terhadap kebenaran agamanya sendiri. Inilah akar dari pemikiran Pluralisme Agama yang mengakui kebenaran relatif dari semua agama.

Contoh Kasus
Selasa 29 Nov 2005, 23:35 WIB
Frans Magnis: Pluralisme Tidak Sama dengan Relativisme
- detikNews

Jakarta - Romo Frans Magnis Susseno menungkapkan pluralisme tidak sama dengan relativisme. Karena istilah pluralisme ini sering diistilahkan sebagai pandangan yang mengatakan semua agama adalah sama.Hal tersebut diungkapkan Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat ini pada diskusi \\\"Masa Depan Pluralisme di Indonesia<\/i>\\\" di Jakarta Media Center (JMC), Jl Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (29\/11\/2005). Dalam acara itu turut dihadiri pula oleh Syafii Anwar dari International Center for Islam and Pluralism dan Philip Robert dari Mcgill University.\\\"Istilah pluralisme kadang-kadang dibajak sebagai pandangan yang mengatakan bahwa semua agama adalah sama. Pandangan semacam ini harus ditolak. Karena ini bukan pluralisme melainkan relativisme,\\\" kata Romo.Frans Magnis menjelaskan, pandangan yang menganggap semua agama sama benarnya itu istilahnya justru relativisme. \\\"Relativisme justru tidak pluralistik dan juga tidak toleran. Karena menuntut agama-agama melepaskan dulu bahwa mereka benar,\\\" jelasnya.Menurut Frans Magnis, hidup dalam kelompok yang berbeda-beda tidaklah mudah. Justru dengan adanya pluralisme, kita dapat menghargai kebersamaan dan keterbukaan. \\\"Di abad 21 ini mutu suatu agama tidak akan diukur lagi dari klaimnya sendiri. Melainkan apakah agama tersebut menunjukansebagai rahmat bagi seluruh masyarakat di tempat dia hadir,\\\" ungkap Romo. 
(ary/). http://news.detik.com/berita/488950/frans-magnis-pluralisme-tidak-sama-dengan-relativisme

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIQUID FOUNDATION FOCALLURE #WARMIVORY03

Pernikahan di kala PANDEMI COVID-19 - 20 September 2020 INTIMATE WEDDING

MOTIVASI DALAM PERILAKU KONSUMEN